16 NOVEMBER 2012
PASAR KARAT DONDANG SAYANG 
EXHIBITION

Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia
Fakulti Seni Lukis & Seni Reka (FSSR) Cawangan Melaka &
Sangkring Art Space(SAS) Jogjakarta, mengundang anda untuk hadir dalam pembukaan Pameran dan Kolaborasi Seni :



PASAR KARAT DONDANG SAYANG
Jum'at, 16 November 2012
19.00 - 23.00 wib

di Sangkring Art Space (SAS) Yogyakarta



Acara ini dipersembahkan bersama oleh:

Universiti Teknologi MARA (UiTM), Malaysia
Fakulti Seni Lukis & Seni Reka (FSSR) Cawangan Melaka.


Sangkring Art Space, Jogjakarta, Indonesia

Hendra Himawan (Kurator)

WASH (Weekly Art Sharing) Yogyakarta

TMT Indonesia (Street Art Room)
MoanSnake28 (Visual Art)

Komunitas y k.Logos (Street Art Crew)

Komunitas Mementomori (Visual Art)

Komunitas Badranaya (Visual Art)

Komunitas Kaneman (Performer)

Bob Sponge Reggae (Music)

The J.K (Music)

Langen Kusumo Matoyo Dance (Dance)

Black INK Photography (Visual Documentation)
.........................

PASAR KARAT DONDANG SAYANG adalah satu program yang digagas untuk menghadirkan riuhnya suasana kesenian, dimana para seniman dan audiensi akan berkarya bersama, dengan beragam media, musik, tari, dan seni rupa.

Audience dan publik yang datang akan diajak untuk merasakan bagaimana kesenian itu hadir tumbuh dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

PASAR KARAT DONDANG SAYANG, adalah satu upaya menjumput gagasan kreatifitas bersama, melakukan aktivitas kesenian bersama, mengekspresiakan diri tanpa sekat, melarutkan semua ego dalam satu kebersamaan : 'seni'.

PASAR KARAT DONDANG SAYANG, menggabungkan gagasan antara presentasi karya, kerja kolaborasi, sekaligus edukasi bersama bahwa seni tidak senyatanya 'an sich' berjalan sendiri. Kesenian dibangun dari seluruh jaringan kerja (aktivitas) bersama, dalam ikatan pengetahuan estetika, yang terangkum di dalamnya sosiologi masyarakat, demografi sosial, hingga ikatan kultur yang tiada bisa dilepaskan.

 
 


SENI GOTONG ROYONG
Seni berbentuk kebersamaan, bukan milik individu tapi bersifat kolektif, Semua artis dalam berbagai disiplin ilmu bergabung menjadi satu. potografer, pelukis, street artis, musisi, pemain teater, dan berbagai lapisan masyarakat tumpah ruah meng ekspresikan segala hal yang ada dengan sangat spontan. Tidak ada lagi batasan “AKU ORANG MANA” semua sama, tidak ada yang profesional, tidak ada yang junior dalam event ini, semua berhak ikut dan berbaur dalam lunaknya atmosfir SENI GOTONG ROYONG satu ini.

Sebuah bentuk seni masyarakat yang sederhana adalah sebutan yang pantas dalam pameran kali ini, karena pameran PASAR KARAT DONDANG SAYANG bertujuan untuk mengembalikan semua aspek kesombongan dan angkuhnya ruang gallery, mampu menjadi lebih sederhana dan lunak ketika siapapun bisa berperan dan memamerkan karya mereka dengan spontanitas.
(Galuh the Snake!) 
 

 

  
 
 
Dari koran

BANTUL – Meski hubungan Indonesia-Malaysia sering diwarnai gesekan, di bidang kebudayaan upaya menyambung persahabatan terus dilakukan. Misalkan saja saat 13 dosen dari Fakulti Seni Lukis dan Seni Reka (FSSR) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Cawangan, Melaka, Malaysia datang ke Jogja.
Berbekal karya seni dari 50 seniman asal Malaysia, mereka mengusung misi perdamaian dengan menggelar pesta visual Pasar Karat Dondang Sayang di Sangkring Art Space, Nitiprayan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. “Kami datang ke sini untuk bertukar hati dengan warga Jogja,” kata Baharim selaku kurator acara. Baharim adalah satu dari 13 dosen FSSR UiTM Cawangan, Melaka. Ia menjelaskan, seluruh pengunjung pesta visual dipersilakan membawa pulang karya yang ditampilkan.

Sebagai gantinya, setiap pengunjung diminta menuangkan kreasinya ke dalam kanvas, kertas, maupun media lain yang telah disediakan. Hasil karya seniman dan pengunjung pesta visual itu akan dibawa ke Malaysia untuk perhelatan serupa. “Dalam pameran mendatang di Malaysia, kami akan persilakan pengunjung membawa pulang hasil karya seniman dan warga Jogja,” ujar Baharim. Disinggung soal maraknya perseteruan budaya antara Malaysia dan Indonesia, ia menegaskan hal itu bisa diselesaikan dengan kepala dingin.
“Malaysia dan Indonesia itu serumpun. Kita semua bersaudara. Semua masalah bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus menimbulkan perselisihan,” tandasnya. Seniman asal Delanggu, Klaten, Jawa Tengah, Pitut Saputra membenarkan ucapan Baharim dengan anggukan kepala.
“Meski tetap menjalin kerjasama bilateral dengan Malaysia demi pertumbuhan ekonomi, bukan berarti pemerintah Indonesia bisa tutup mata melihat nasib para TKI yang sering dilecehkan maupun soal kebudayaan yang kerap diklaim sepihak oleh Malaysia,” tegas salah satu peserta pesta visual itu.
Terlepas dari perseteruan antara Malaysia dan Indonesia, pesta visual Pasar Karat Dondang Sayang merupakan presentasi dan kerja kolaborasi seni, perjumpaan napas kesenian Jogja dengan Melaka. “Menjadi satu potret menarik bertemunya dua budaya yang masing-masing 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 











Comments
0 Comments

No comments :

Post a Comment