GRAFFITI 2007-2009 graffiti old DNC 02 
Video#
My Graffiti 2007 and 2008


“GRAFFITI ADALAH PEMBUKA JALAN”

“DNC02” adalah pembuka jalan bagi saya, mungkin orang-orang mulai mengenal saya dari jalanan. Street art memang latar belakang perjalanan spiritual yang cukup panjang di masa itu, ketika si DNC02 masih duduk di bangku SMA tahun 2006-an lalu, ketika saya masih lugu-lugu longor, polos, dan mudah di tipu. Saat itu ketertarikan terhadap street art (GRAFFITI) memanglah sangat beralasan, mungkin di saat itu istilah graffiti adalah hal baru yang terdengar di telinga, menjadikan nya sebuah daya tarik tersendiri untuk di ketahui lebih jauh.

Saya terus mencari dan bertanya di dalam hati, “Gambar keren macam apa lagi ini?(bertanya pada diri sendiri), mungkin karena graffiti yang saya lihat saat itu benar-benar berhasil memukau perasaan, memperkosa semua isi kepala yang masih sangat terbatas. Saat itu saya tidak memiliki banyak pemahaman atau wacana tentang graffiti, sehingga otak ini tidak mampu menerjemahkannya secara detail dan rinci tentang proyeksinya.  Jelas kebingungan semakin menukik dengan tajam, gambar-gambar di sepanjang jalanan itu rasanya sangat berbeda dengan mural yang biasanya terlintas di mata, waktu terus berlalu, beberapa musim telah berganti, tetapi hal yang membuat jatuh hati memang sulit di biarkan berlalu mengalir begitu saja, rasa penasaran terus menghantui kesadaran di setiap harinya, membuat saya masuk semakin dalam pada sebuah hal yang ternyata merupakan sebuah takdir perjalanan hidup. Hingga pada akhirnya secara alami penasaran tersebut terjawab dengan sendirinya oleh teman sekelas pada waktu itu, dengan nada lirih suaranya membius melewati daun telinga, kalimat “GRAFFITI”  terdengar seperti sihir yang sesaat memberhentikan detak jantung dan semua peredaran darah, dan setelah hari itu saya putuskan untuk menjadi sahabat sebangkunya mulai besok pagi.


Dalam hati berdetak kagum mendengarkan istilah keren itu, bahkan obrolan sampai pada cerita sejarahnya, setelah saat itu hari-hari rasanya menjadi sangat spesial, karena ada satu “pemahaman import” yang baru saya dapatkan. Malam terus berganti, semangat untuk bergegas ke sekolah tiba-tiba hadir begitu saja dalam keseharian, tidak sabar ingin bertemu teman dan membahas apa saja hal-hal yang menyangkut tentang graffiti, karena hanya di kelas saat pelajaran praktek graffiti amatir itu berlangsung, hanya saya dan teman sebangku baru ini yang menggila di tengah-tengah bisingnya suasana kelas.

Setelah selang beberapa minggu, kami mencari lagi berbagai macam refrensi standar hingga refrensi maha wow, dengan penuh rasa bangga…! Pada akhirnya juga kami temukan semua rasa penasaran itu di warnet sebrang jalan sekolah. Dan inilah yang kami dapatkan gaes! tembok bomber.com, yorc, artcrimes.com dll”. Sungguh memang ini yang saya cari! “dalam hati kecil berbisik lirih dengan balutan perasaan bahagia.

 

Setelah keingin tahuan saya berubah menjadi pertanyaan, bagaimanakah graffiti itu di buat?, apa saja materialnya?, dan kapan waktu mengerjakannya? Sebab proyeksi graffiti itu tiba-tiba hadir di depan mata, tanpa tau menau kapan waktu tepatnya sebuah praktik bombing ini di lakukan, dan jelas pastinya menohok,  karena hari sebelumnya  saat senja sepulang sekolah, tembok itu masih mulus tanpa noda coretan sedikitpun. Sungguh.. saya semakin penasaran, ini Seni atau tindakan criminal “suara dalam hati”
Dengan perasaan menggebu-gebu, praktek graffiti di tahun 2006 lalu mulai saya kerjakan, dari mulai sekedar tagging di blackbook, ataupun membuat sketch amatiran di belakang buku tulis mata pelajaran sekolah, kalau saya ingat-ingat lagi aduuh…! Sketchnya sangat amburadul dan terkesan wagu.
Selang setelah blackbook habis terisi coret-coretan dan kertas buku tulis mulai menipis, saya merasa media itu tidak lagi menyenangkan, sebuah tantangan mulai memicu adrenalin ini untuk memulai meletak kan sebuah sketch pada dinding yang berukuran jauh lebih besar, dari pada sketch amatiran itu. Dan semenjak hari itu saya mulai memberanikan diri untuk turun ke jalan, membelah malam yang panjang bersama teman-teman otak tumpul se gangs corat-coret, hehe...
Semakin sering kegiatan bombing itu terjadi, pada akhirnya juga saya menemukan teman teman baru se misi dan se visi dalam komunitas graffiti di tahun tersebut. SKYK (Sampah Kota Yogyakarta) Komunitas ini merekrut saya secara organik, karena keseringan kami jalan sama-sama dan ber aktivitas di malam hari secara kelompok, lalu menjadikan sebuah gengs kurang lebih berjumlah 12 orang : HERE-HERE, ACT, UNO, OUR, BLADE, ZENT PROZENT, BLADE, OSH, INSIDE, SAM, LAKER, dll. Saya tidak mengingat semuanya, “sory bro wes sui tenan.. “
Mungkin dari semua hal tersebut DNC 02 terbentuk, terakumulasi seperti tangga nada dalam notasi musik, nama atau nick name DNC02 terlahir dari kejadian yang tidak akan pernah saya lupakan.  DNC02 adalah kepanjangan dari (DEMON NOMAD CHILD) , mungkin nama itu terdengar aneh?  Yaa.. saat itu pemahaman saya dalam berbahasa inggris pun masih sangat minim, nick name itu bukan hanya sekedar karangan belaka tanpa arti, DNC 02 secara resmi dan tidak langsung adalah pemberian dari bapak saya, walaupun kalau saya ingat ingat kembali ceritanya “astaga”, itu enggak bangeet dah..! Nama itu berawal dari semua kegiatan ini.

“TERLAHIRNYA NICK NAME DNC02”

Suatu hari lalu orang tua saya mungkin mulai kesal dengan tingkah laku baru saya, yang selalu pulang larut malam. Pergi membawa spidol, bahkan kadang membawa kaleng cat di dalam tas, sehingga tas yang seharusnya untuk sekolah itu menjadi berantakan, kumal dan tidak berwujud karena cat yang menetes, bahkan kadang malah tumpah di dalamnya. Asttagaa... kalo saya ingat ingat, maha benar orang tua saya kesal saat itu, memikirkan kelakuan anaknya yang astarghfirullah...
Setelah terlampu kesal mungkin, suatu ketika saya pergi untuk melajutkan aktvitas bombing, saya di tunggu sampai pulang ke rumah, padahal itu sudah hampir pagi. Memang sebelumnya saat saya mengerjakan project autis corat coret tersebut, perasaan saya sangat tidak enak, entah kebetulan atau memang felling saya yang kuat, saya putuskan untuk pulang kerumah, walauun sebenarnya berat dalam hati, karena masih ingin melanjutkannya di tempat lain. Biasanya saat saya pulang bapak sudah tertidur pulas, ngorok dan bodoh, tapi saat kaki ini melangkah setapak demi setapak, perasaan aneh bercampur takut itu mulai bertambah setelah sampai di depan gang rumah, ternyata beliau menunggu saya di depan pintu rumah, sambil melotot dan wajahnya merah menyala. Ingin lari rasanya.. saat itu, tapi ini harus saya hadapi dengan penuh kesiapan mental (dalam hati), walaupun tubuh ini menjadi seperti jasad kosong  beberapa detik, karena tidak tau apa yang akan terjadi setelahnya…ohh fuck! Perlakuan fisik tidak ada saat itu, tapi kata-kata yang bernadakan marah tersebut cukup menguras tenaga, tubuh saya mulai menggigil, mungkin karena lapar dan juga takut.
Banyak kata-kata yang terlontar dari mulut bapak saya, tapi entah tidak ada yang masuk di kepala, mungkin masuk telinga kanan dan keluar lewat telinga kanan lagi (mantul). Kecuali kalimat “SETAN CILIK KLAYAPAN!... MINGGATAN..! (dalam bahasa daerah), dengan perasaan masih takut bercampur sedih, saya putuskan untuk masuk ke dalam rumah, mulai cuci kaki, cuci tangan dan merebahkan badan sambil berniat memejamkan mata. Tapi entah terlintas tiba-tiba perkataan bapak tadi, “SETAN CILIK KLAYABAN”, sambil saya ucapkan lirih, lalu tersentak saya bangun dan tersenyum bahagia, akhirnya saya menemukan nick name juga yang cocok. Langsung saya ambil kamus dan saya translate ke dalam bahasa inggris. Dan akhirnya “SETAN CILIK KLAYABAN/ THE DEMON NOMAD CHILD” menjadikan saya lebih gila dari hari-hari sebelumnya, terimakasih Ayah kau adalah inspirasi dan kamus bahasa jawa bagi saya.

“GRAFFITI HANYALAH KENANGAN MANIS”

Graffiti adalah sebuah awal dari cerita indah saya pada masa itu, di masa street art jogja masih tidak se ramai sekarang, di saat rasa takjub berbumbu takut menyelimuti malam saya di jalanan, hangatnya jaket dan aroma aerosol benar-benar memenuhi harapan saya pada masa itu.
Tidak sehebat” seperti sekarang ini.....,graffiti bertebaran di mana-mana memenuhi tembok-tembok sudut kota, hingga tidak ada lagi space kosong yang di biarkan bersih tertinggal, kamu akan mendapatkan hal-hal baru ketika kamu berada di jogja, bahkan saat bangun pagi mural mural baru yang di buat entah kapan dan bagaimana, tiba tiba berganti tanpa ada batasan waktu yang jelas untuk menghitungnya, sungguh itu semua bisa menjadi alternatif kuliner di pagi hari, hehehe
Sebenarnya saya amat sangat rindu dengan aroma aerosol di malam hari yang kadang masih melekat di bawah lubang hidung ketika saya bermimpi, graffiti selalu spesial di dalam hati saya, dulu atapun sekarang. Menghujani tembok dengan puluhan spray aerosol , ibarat perang yang memamerkan senjata mutakhirnya kala itu. Sungguh Graffiti adalah kenangan manis.
Kemarin dulu sebuah militansi bermodalkan nekat, yang menggerakan saya untuk memulai melakukan tindakan bersenang-senang saat itu, sekarang ini semakin bertambahnya umur, dan bertambahnya isi di kepala dengan wacana baru dan refrensi-refrensi yang oke, seperti ayat-ayat Tuhan yang tidak turun secara langsung, satu persatu ayat tersebut datang dan menambahkan apa yang kurang, dengan berat hati saya katakan, “Graffiti hanyalah cerita manis pada masa itu.
Karena hari ini semua telah berubah, dan tentunya perubahan itu ada karena semakin bertambahnya usia, menurut saya akan sia sia jika pratek tersebut terus saya lakukan “GRAFFITI”,  karena tidak bisa di pungkiri, graffiti tidak bisa memberikan kontribusi apapun bagi orang-orang awam yang terpaksa melihatnya di jalanan. Bagaimanapun juga orang-orang yang tidak pernah kita sadari tersebut memiliki berjuta-juta pandangan terhadap satu bentuk graffiti. Hingga kadang terbesit pertanyaan, “Bagaimana ya ibu-ibu pasar, tukang becak, anak-anak kecil, ataupun orang tuanya yang mengantar ke sekolah, buruh, guru dll tersebut melihat fenomena font “GRAFFITI”  yang terpampang di tembok kotanya? Ataukah itu malah menjadi hal yang mengganggu pandangannya?
Betapa jahatnya saya, ketika orang orang tersebut harus dipaksa, diperkosa oleh gambar (graffiti) yang tidak pernah ada sebelumnya, dan tiba-tiba muncul di hadapan orang-orang yang melewatinya, yang tidak tahu menahu tentang apa itu graffiti, mereka tidak memiliki kesiapan apapun di dalam kepalanya tentang graffiti, itulah yang menjadikan saya berhenti melakukan praktek tersebut. Karena ruang publik adalah milik semua orang, dan tentunya praktek praktek street art yang akan di tempatkan di tembok tersebut, pasti juga akan bersinggungan dengan orang banyak, tidak hanya antar sesama pelaku, mereka(orang-orang yang di anggap awam) ber hak meng  apresiasi, bagaimanapun bentuknya.
Persoalan di dalam kepala tersebut yang membuat saya berhenti dari kegiatan bombing, walaupun masih kuat keinginan untuk melakukan aktivitas tersebut di dalam hati. Walaupun akhirnya saya berhenti cukup lama, menghilang dari peredaran, hehehe..., setidaknya saya belajar lagi untuk kebaikan saya sendiri, kalaupun nanti saya turun lagi ke jalan, membuat gambar/mural  atau aktivitas street art, yang akan saya tempatkan pada tembok jalanan ruang publik, pasti saya akan memikirkannya kembali, dan seketika fenomena gambar yang saya buat tidak memiliki arti atau bahkan tidak memiliki nilai kontribusi apapun untuk ruang publik, tapi setidaknya gambar tersebut bisa di raba oleh mata dan kepala orang-orang awam sekalipun.  Supaya yang saya lakukan tidak menjadi hal yang sia sia. Begitulah kenangan manis tentang graffiti, semua adalah kisah indah dan cerita menarik untuk masa depan, untuk pribadi ataupun ke anak cucu nanti.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 RELATED ARTICLES
Comments
0 Comments

No comments :

Post a Comment